SEJARAH AGAMA
NASRANI
Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada
Mata kuliah
Sejarah Agama
Dosen pengampu
Abdul Jabpar, S.Th.I., M.Phil
Disusun oleh:
Nanda Syahputra
Muhammad Basyar Mustofa
Zainab Rohmatul Ummah
Rahmawati
Azka Nurrohmah
Umi Latifah
JURUSAN
TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
ILMU AL-QUR’AN AN NUR
YOGYAKARTA
2016
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Sejarah bagaikan roda yang terus berputar,
berjalan dan melaju di atas peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya
peradaban manusia tidak lepas dari ajaran agama-agama yang hidup sepanjang
sejarah manusia, baik sebagai motivasi maupun membentuk watak atau ahlak
manusia, yang tidak dapat di ingkari oleh siapa pun. Keberagamaan manusia tidak
terlepas dari sejarah baik yang beragama hindu, yahudi, Islam, Nasrani dan
sebagainya.
Agama
Nasrani atau sering kita sebut dengan agama Kristen, salah satu agama yang
mempunyai sejarah panjang dalam membangun peradaban manusia hingga menjadi
salah satu agama yang dianut sebagian masyarakat Indonesia maupun dunia. Dan
tentunya agama Nasrani tidak terlepas dari sejarah munculnya atau asal-usul
agama tersebut.
B.
Rumusan masalah
Makalah ini
akan menjelaskan
-
Apa itu Agama Nasrani?
-
Bagaimana sejarah Agama Nasrani?
-
Apa saja aliran-aliran/ sekte-sekte dalam
agama Nasrani?
C.
Tujuan Masalah
-
Mengetahui yang dimaksud agama Nasrani
-
Mengetahui sejarah agama Nasrani
-
Mengetahui apa saja aliran-aliran/ sekte-sekte
dalam agama Nasrani
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian Agama Nasrani
Agama ini
sering disebut “Agama Masehi” atau “Agama Kristen”. Nama agama ini mempunyai
kaitan dengan nama pendirinya (Nabinya). Bilamana agama ini disebut dengan
“Nasrani”, maka, nama itu dikaitkan dengan nama sebuah kampung dekat Jerussalem
dimana Nabi Isa (pendirinya) diasuh dan dibesarkan. Kampung itu bernama “Nazaret”.
Bila agama ini
disebut “Kristen” maka nama itu mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu
orang yang digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsrekrasi
(Pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah
dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang
telah diakui sah sebagai pengikut Kristus (orang yang diurapi).
Agama ini
bilamana dari segi latar belakang sejarah asal usulnya, maka termasuk agama
wahyu, karena pembawaanya adalah seorang Rasulullah yang bernama Isa, yang
dipercayai kebenarannya oleh agama Islam. Tugas Nabi Isa sebagai utusan Allah
ialah menyampaikan wahyu dari Allah kepada bangsa Israel. Dari segi fungsinya
agama Nasrani merupakan penerus dari agama Yahudi yang datang sebelumnya.[1]
B.
Sejarah Agama Nasrani (Kristen)
Menurut sejarah, Jesus Kristus dilahirkan pada tahun ke-4 sebelum
tahun Masehi ± tanggal, 25- Desember – tahun 4 SM. Disebuah desa yang bernama
Betlehem (Baitu Lahmin). Orang tuanya bernama Yusuf, tukang kayu yang tinggal
di Nazareth, ibunya bernama Maria (Maryam). Kehamilan Maria bukan karena
hubungan kelamin dengan Yusuf, tetapi ruh kudus dari Allah.
Yesus sejak kecil diasuh oleh para rahib Yahudi di Jerussalem yang
mengajarkan hukum-hukum Taurat serta berusaha mendidiknya menjadi pengikut
agama Yahudi. Tapi setelah dewasa, Yesus suka membantah dan
menentang pendapat atau praktik-praktik rahib yahudi dalam pengamalan
hukum-hukum Taurat yang menyeleweng dari ajaran aslinya. Ketika umur 30 th,
beliau dinobatkan (dibaptis) menjadi Rasul oleh Yahya. Setelah 7 tahun
menjalankan kerasulannya pada tahun 33 masehi beliau di tangkap oleh Gubernur
Romawi di palestina yaitu Pontius Pilatus akibat fitnahan rahib-rahib Yahudi.
Setelah dipenjarakan beberapa waktu, kemudian dijatuhi hukuman mati di tiang
salib. Salah satu muridnya sendiri menjadi biang keladi dalam peristiwa
penangkapan yang bernama Eskariot (Yahuza)
Jadi menurut kepercayaan Nasrani. Yesus benar-benar telah mati di
salib dan penderiataannya itu tidak lain adalah karena untuk menebus
dosa-dosa manusia oleh dirinya sendiri. Kepercayaan demikian mengandung
tendensi bahwa siapa saja yang telah menjadi kristen maka dosa-dosannya telah
diampuni dan ditanggung oleh Yesus dengan salibnya itu.
Demikianlah pandangan Nasrani tentang peristiwa penyaliban Yesus
Kristus sehingga sampai sekarang peristiwa tersebut merupakan simbol
pengorbanan besar yang suci bagi umatnya. [2]
Sejak agama Nasrani ditinggalkan oleh Yesus (Isa) dalam beberapa
abad kemudian terjadilah perpecahan ke dalam, akibat dari perbedaan pandangan
tentang pelbagai masalah, misalnya teologi, masalah pengganti Yesus, masalah
ritus dan ritual (upacara keagamaan) dan lain-lain.
C.
Pemikiran dan Akidah Nasrani
Telah kita kenal
bahwa falsafah agama Nasrani adalah Trinitas atau Trimurti. Dari Trinitas
terdapat pengakuan keimanan terhadap adanya “tiga oknum Ketuhanan” yaitu Allah
Sang Bapak, Roh Suci dan Yesus Kristus. Ketiganya merupakan kesatuan yang
merupakan satu kebenaran yang esa. Menurut rumusan Nasrani, filsafat ketuhanan
seperti itu tidak boleh disebut politeisme, tetapi harus dikatakan monoteisme,
sebab oknum kedua dan ketiga merupakan bagian dari Allah sang bapak. Dengan
istilah lain bahwa ketiganya adalah dalam ke-Esaan, atau ke-esaan-Nya dalam
ketiganya.
Adapun
landasan pemikiran dan aliran-aliran dari agama Nasrani antara lain:
1.
Kitab dan beragam Injilnya[3]
a.
Taurat: kitab perjanjian lama
yang dianggap sebagai kitab asli agama Nasrani
b.
Injil. Ada beberapa injil yang
dipakai dan diakui oleh pihak gereja pada abad 3 M, diantaranya:
-
Injil Matius: salah seorang dari
12 murid Yesus
-
Injil Markus: Salah satu juru
dakwah Nasrani
-
Injil Lukas: Seorang tabib atau
peukis yang berasal dari bangsa Yahudi. Dia dekat dengan paulus
-
Injil Yohanes: Hawari bin
Shayyad. Hanya dia yang berpendapat tentang trinitas dan menganggap Isa
sebagai Tuhan pada awal sejarah Nasrani.
|
2.
Aliran/ Sekte-sekte utama Nasrani[4]
a.
Katholik: pengikut gereja katolik
dan ia merupakan sekte terbesar. Pusatnya adalah Vatikan di Italia dan para
pengikutnya terbesar di Eropa. Aliran ini lebih banyak mencurahkan perhatian
kepada masalah tradisional grejani daripada merasionalkan ajaran agama. Dan
lebih mengutamakan keorganisasian
gereja yang dipandang suci dari pada memberi kebebasan pengikutnya dalam
memahami kitab suci.
b.
Ortodoks: Pengikut gereja, gereja
Romawi Timur. Dahulu, gereja itu berpusat di Konstantinopel, mayoritas
pengikutnya tersebar di utara dan barat Asia, juga Timur Eropa. Aliran ini
lebih mementingkan metode-metode yang bersifat mistis daripada rasional serta tradisional. Aliran
ini lebih dekat kepada aliran Katolik baik dalam ritus dan ritual maupun
dalam kepercayaan terhadap kegaiban.
c.
Protestan : pengikut gereja
protestan yang didirikan oleh Martin Luther pada abad ke-16 M. Para
pengikutnya berada di Eropa dan Amerika Utara. Aliran ini lebih bersikap
rasional dalam penghayatan dan pengalaman agama, mempunyai metode-metode
sendiri yakni metode yang berusaha mendekati sumber asli ajaran Yesus Kristus
d.
Gereja-gereja Pecahan,
aliran-aliran yang lebih kecil yang dikenal dengan sekte-sekte gereja, metode-metode/cara-cara
keagamaannya bertitik pangkal pada kepercayaan tentang tokoh Yesus Kristus
sebagai Juru selamat.
|
Dapat disimpulkan bahwa empat injil tersebut tidak didikte langsung
oleh Nabi Isa kepada pengikutnya. Sebab, juru tulisnya tidak memiliki
kapabelitas sebagai ahli agama. Kitab asli agama ini hilang, dan kitab yang
saat ini sedikitpun tidak memenuhi syarat-syarat periwayatan yang harus
dimiliki oleh kitab samawi.[5]
3.
Sakramen Nasrani
Sakramen sebagai upacara ubudiyah sangat
dipandang penting terhadap greja katholik dan protestan. Adapun sakramen
Nasrani antara lain:[6]
a.
Rekonsiliasi (Pengakuan dosa)
b.
Mengagungkan Salib
c.
Ekaristi (Pejamuan Suci)
d.
Pembaptisan (Pemandian)
BAB III
Kesimpulan
Dari pemaparan
diatas dapat disimpulkan:
-
Agama Nasrani ini sering disebut “Agama
Masehi” atau “Agama Kristen”. Nama agama ini mempunyai kaitan dengan nama
pendirinya (Nabinya). Bilamana agama ini disebut dengan “Nasrani”, maka, nama
itu dikaitkan dengan nama sebuah kampung dekat Jerussalem dimana Nabi Isa
(pendirinya) diasuh dan dibesarkan. Kampung itu bernama “Nazaret”.
-
falsafah agama Nasrani adalah Trinitas atau
Trimurti. Dari Trinitas terdapat pengakuan keimanan terhadap adanya “tiga oknum
Ketuhanan” yaitu Allah Sang Bapak, Roh Suci dan Yesus Kristus. Ketiganya
merupakan kesatuan yang merupakan satu kebenaran yang esa.
-
Kitab Agama Nasrani:
a.
Taurat: kitab perjanjian lama yang dianggap
sebagai kitab asli agama Nasrani
b.
Injil (kitab perjanjian baru)
-
Aliran/ Sekte-sekte utama Nasrani:
a.
Katholik
b.
Ortodoks
c.
Protestan
d.
Gereja-gereja Pecahan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Muhammad. Menguak Misteri
Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press. 1986
Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. Atlas
Agama-Agama. Jakarta: Almahira. 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar