Rabu, 05 April 2017

sejarah agama nasrani



SEJARAH AGAMA NASRANI
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada
Mata kuliah Sejarah Agama
Dosen pengampu Abdul Jabpar, S.Th.I., M.Phil








Disusun oleh:
Nanda Syahputra
Muhammad Basyar Mustofa
Zainab Rohmatul Ummah
Rahmawati
Azka Nurrohmah
Umi Latifah

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN AN NUR
YOGYAKARTA
2016
BAB I
Pendahuluan

A.      Latar Belakang
Sejarah bagaikan roda yang terus berputar, berjalan dan melaju di atas peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia tidak lepas dari ajaran agama-agama yang hidup sepanjang sejarah manusia, baik sebagai motivasi maupun membentuk watak atau ahlak manusia, yang tidak dapat di ingkari oleh siapa pun. Keberagamaan manusia tidak terlepas dari sejarah baik yang beragama hindu, yahudi, Islam, Nasrani dan sebagainya.
            Agama Nasrani atau sering kita sebut dengan agama Kristen, salah satu agama yang mempunyai sejarah panjang dalam membangun peradaban manusia hingga menjadi salah satu agama yang dianut sebagian masyarakat Indonesia maupun dunia. Dan tentunya agama Nasrani tidak terlepas dari sejarah munculnya atau asal-usul agama tersebut.

B.       Rumusan masalah
Makalah ini akan menjelaskan
-          Apa itu Agama Nasrani?
-          Bagaimana sejarah Agama Nasrani?
-          Apa saja aliran-aliran/ sekte-sekte dalam agama Nasrani?

C.       Tujuan Masalah
-          Mengetahui yang dimaksud agama Nasrani
-          Mengetahui sejarah agama Nasrani
-          Mengetahui apa saja aliran-aliran/ sekte-sekte dalam agama Nasrani


BAB II
Pembahasan


A.      Pengertian Agama Nasrani
Agama ini sering disebut “Agama Masehi” atau “Agama Kristen”. Nama agama ini mempunyai kaitan dengan nama pendirinya (Nabinya). Bilamana agama ini disebut dengan “Nasrani”, maka, nama itu dikaitkan dengan nama sebuah kampung dekat Jerussalem dimana Nabi Isa (pendirinya) diasuh dan dibesarkan. Kampung itu bernama “Nazaret”.
Bila agama ini disebut “Kristen” maka nama itu mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsrekrasi (Pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang telah diakui sah sebagai pengikut Kristus (orang yang diurapi).
Agama ini bilamana dari segi latar belakang sejarah asal usulnya, maka termasuk agama wahyu, karena pembawaanya adalah seorang Rasulullah yang bernama Isa, yang dipercayai kebenarannya oleh agama Islam. Tugas Nabi Isa sebagai utusan Allah ialah menyampaikan wahyu dari Allah kepada bangsa Israel. Dari segi fungsinya agama Nasrani merupakan penerus dari agama Yahudi yang datang sebelumnya.[1]

B.       Sejarah Agama Nasrani (Kristen)
Menurut sejarah, Jesus Kristus dilahirkan pada tahun ke-4 sebelum tahun Masehi ± tanggal, 25- Desember – tahun 4 SM. Disebuah desa yang bernama Betlehem (Baitu Lahmin). Orang tuanya bernama Yusuf, tukang kayu yang tinggal di Nazareth, ibunya bernama Maria (Maryam). Kehamilan Maria bukan karena hubungan kelamin dengan Yusuf, tetapi ruh kudus dari Allah.
Yesus sejak kecil diasuh oleh para rahib Yahudi di Jerussalem yang mengajarkan hukum-hukum Taurat serta berusaha mendidiknya menjadi pengikut agama Yahudi. Tapi setelah dewasa, Yesus suka membantah dan menentang pendapat atau praktik-praktik rahib yahudi dalam pengamalan hukum-hukum Taurat yang menyeleweng dari ajaran aslinya. Ketika umur 30 th, beliau dinobatkan (dibaptis) menjadi Rasul oleh Yahya. Setelah 7 tahun menjalankan kerasulannya pada tahun 33 masehi beliau di tangkap oleh Gubernur Romawi di palestina yaitu Pontius Pilatus akibat fitnahan rahib-rahib Yahudi. Setelah dipenjarakan beberapa waktu, kemudian dijatuhi hukuman mati di tiang salib. Salah satu muridnya sendiri menjadi biang keladi dalam peristiwa penangkapan yang bernama Eskariot (Yahuza)
Jadi menurut kepercayaan Nasrani. Yesus benar-benar telah mati di salib dan penderiataannya itu tidak lain adalah karena untuk menebus dosa-dosa manusia oleh dirinya sendiri. Kepercayaan demikian mengandung tendensi bahwa siapa saja yang telah menjadi kristen maka dosa-dosannya telah diampuni dan ditanggung oleh Yesus dengan salibnya itu.
Demikianlah pandangan Nasrani tentang peristiwa penyaliban Yesus Kristus sehingga sampai sekarang peristiwa tersebut merupakan simbol pengorbanan besar yang suci bagi umatnya. [2]
Sejak agama Nasrani ditinggalkan oleh Yesus (Isa) dalam beberapa abad kemudian terjadilah perpecahan ke dalam, akibat dari perbedaan pandangan tentang pelbagai masalah, misalnya teologi, masalah pengganti Yesus, masalah ritus dan ritual (upacara keagamaan) dan lain-lain.

C.      Pemikiran dan Akidah Nasrani
Telah kita kenal bahwa falsafah agama Nasrani adalah Trinitas atau Trimurti. Dari Trinitas terdapat pengakuan keimanan terhadap adanya “tiga oknum Ketuhanan” yaitu Allah Sang Bapak, Roh Suci dan Yesus Kristus. Ketiganya merupakan kesatuan yang merupakan satu kebenaran yang esa. Menurut rumusan Nasrani, filsafat ketuhanan seperti itu tidak boleh disebut politeisme, tetapi harus dikatakan monoteisme, sebab oknum kedua dan ketiga merupakan bagian dari Allah sang bapak. Dengan istilah lain bahwa ketiganya adalah dalam ke-Esaan, atau ke-esaan-Nya dalam ketiganya.
Adapun landasan pemikiran dan aliran-aliran dari agama Nasrani antara lain:

1.       Kitab dan beragam Injilnya[3]
a.       Taurat: kitab perjanjian lama yang dianggap sebagai kitab asli agama Nasrani
b.      Injil. Ada beberapa injil yang dipakai dan diakui oleh pihak gereja pada abad 3 M, diantaranya:
-       Injil Matius: salah seorang dari 12 murid Yesus
-       Injil Markus: Salah satu juru dakwah Nasrani
-       Injil Lukas: Seorang tabib atau peukis yang berasal dari bangsa Yahudi. Dia dekat dengan paulus
-       Injil Yohanes: Hawari bin Shayyad. Hanya dia yang berpendapat tentang trinitas dan menganggap Isa sebagai Tuhan pada awal sejarah Nasrani.
2.      Aliran/ Sekte-sekte utama Nasrani[4]
a.       Katholik: pengikut gereja katolik dan ia merupakan sekte terbesar. Pusatnya adalah Vatikan di Italia dan para pengikutnya terbesar di Eropa. Aliran ini lebih banyak mencurahkan perhatian kepada masalah tradisional grejani daripada merasionalkan ajaran agama. Dan lebih mengutamakan  keorganisasian gereja yang dipandang suci dari pada memberi kebebasan pengikutnya dalam memahami kitab suci.
b.      Ortodoks: Pengikut gereja, gereja Romawi Timur. Dahulu, gereja itu berpusat di Konstantinopel, mayoritas pengikutnya tersebar di utara dan barat Asia, juga Timur Eropa. Aliran ini lebih mementingkan metode-metode yang bersifat mistis daripada rasional serta tradisional. Aliran ini lebih dekat kepada aliran Katolik baik dalam ritus dan ritual maupun dalam kepercayaan terhadap kegaiban.
c.       Protestan : pengikut gereja protestan yang didirikan oleh Martin Luther pada abad ke-16 M. Para pengikutnya berada di Eropa dan Amerika Utara. Aliran ini lebih bersikap rasional dalam penghayatan dan pengalaman agama, mempunyai metode-metode sendiri yakni metode yang berusaha mendekati sumber asli ajaran Yesus Kristus
d.      Gereja-gereja Pecahan, aliran-aliran yang lebih kecil yang dikenal dengan sekte-sekte gereja, metode-metode/cara-cara keagamaannya bertitik pangkal pada kepercayaan tentang tokoh Yesus Kristus sebagai Juru selamat.

Dapat disimpulkan bahwa empat injil tersebut tidak didikte langsung oleh Nabi Isa kepada pengikutnya. Sebab, juru tulisnya tidak memiliki kapabelitas sebagai ahli agama. Kitab asli agama ini hilang, dan kitab yang saat ini sedikitpun tidak memenuhi syarat-syarat periwayatan yang harus dimiliki oleh kitab samawi.[5]

3.        Sakramen Nasrani
Sakramen sebagai upacara ubudiyah sangat dipandang penting terhadap greja katholik dan protestan. Adapun sakramen Nasrani antara lain:[6]
a.       Rekonsiliasi (Pengakuan dosa)
b.      Mengagungkan Salib
c.       Ekaristi (Pejamuan Suci)
d.      Pembaptisan (Pemandian)
BAB III
Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan:
-          Agama Nasrani ini sering disebut “Agama Masehi” atau “Agama Kristen”. Nama agama ini mempunyai kaitan dengan nama pendirinya (Nabinya). Bilamana agama ini disebut dengan “Nasrani”, maka, nama itu dikaitkan dengan nama sebuah kampung dekat Jerussalem dimana Nabi Isa (pendirinya) diasuh dan dibesarkan. Kampung itu bernama “Nazaret”.
-          falsafah agama Nasrani adalah Trinitas atau Trimurti. Dari Trinitas terdapat pengakuan keimanan terhadap adanya “tiga oknum Ketuhanan” yaitu Allah Sang Bapak, Roh Suci dan Yesus Kristus. Ketiganya merupakan kesatuan yang merupakan satu kebenaran yang esa.
-          Kitab Agama Nasrani:
a.       Taurat: kitab perjanjian lama yang dianggap sebagai kitab asli agama Nasrani
b.      Injil (kitab perjanjian baru)
-          Aliran/ Sekte-sekte utama Nasrani:
a.       Katholik
b.      Ortodoks
c.       Protestan
d.      Gereja-gereja Pecahan


DAFTAR PUSTAKA

Arifin Muhammad. Menguak Misteri Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press. 1986
Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. Atlas Agama-Agama. Jakarta: Almahira. 2012







[1] Arifin Muhammad, Menguak Misteri Agama-Agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hal.133-134
[2] Ibid.hal 134-136
[3] Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. Atlas Agama-Agama, (Jakarta: Almahira, 2012), hal. 207
[4] Arifin Muhammad, Menguak Misteri Agama-Agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hal.140
[5] Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. Atlas Agama-Agama, (Jakarta: Almahira, 2012), hal. 207
[6] Ibid., hal 272

Tidak ada komentar:

Posting Komentar